Integrated Marketing Communication Strategy (IMC) of Provincial Tourism Office of Banten in Promoting Banten Tourism

Nasuha Ali Sobari, Puji Hariyanti

Abstract


The tourism sector indeed is a resourceful sector to be developed into one source of local regional revenue. Therefore, the development of tourism becomes the objective of the Government of Indonesia at this time. This research aims to explain the integrated marketing communication strategy undertaken by the Provincial Tourism Office of Banten in promoting Banten tourism. Qualitative research utilizes the primary data obtained through interviews. The outcomes of this research indicate that in conducting integrated marketing communication strategy, Provincial Tourism Office of Banten uses tools in integrated marketing strategy. First, Provincial Tourism Office of Banten acts as a determinant of tourism policy and as a facilitator in Banten province. In the promotion of tourism, the government employs personal sales through exhibition and exhibition activities, advertisements with media above-the-line and below-the-line, and interactive marketing through social media. Second, branding tourism through Banten 7 Wonders that is divided into 7 leading tourist destinations in Banten and use the #ExcitingBanten and #AyoKeBanten hashtag in social media. Third, the Department of Tourism cooperates with the youth communities of Banten and stakeholders engaged in tourism. Involving the community becomes a means to attract millennial generations to travel to Banten.


Keywords


Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu, Branding Pariwisata, Banten 7 Wonders

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view : 1429 times
PDF - 1054 times

CITED


References


Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Branan, T. (2005). Integrated marketing communications. Memadukan upaya public relations, iklan, dan promosi untuk membangun identitas merek (terjemahan: Slamet). Jakarta: PPM.

Bungin, B. (2015). Komunikasi pariwisata (tourism communication): Pemasaran dan brand destinasi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Estaswara. (2008). Think IMC! efektivitas komunikasi untuk menciptakan loyalitas merek dan laba perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hermawan, A. (2012). Komunikasi pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Instruksi Gubernur Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Kasali, R. (1992). Manajemen periklanan: konsep dan aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Laman Resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. online. Diakses pada 18 Maret 2016. http://disbudpar.bantenprov.go.id

Laman Resmi Provinsi Banten. online. Diakses pada tanggal 17 Mei 2016. http://bantenprov.go.id

Rinaldi. (2012). Kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) dalam mengelola komunikasi merek (studi deskriptif pada kegiatan pilar IMC dalam mengelola komunikasi merek 12 jalur destinasi wisata pesisir Jakarta Utara. Tesis. Jakarta: Program Pasca Sarjana Manajemen Komunikasi Universitas Indonesia.

Setiadi, N. J. (2003). Perilaku konsumen: Konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sulaksana, U. (2007). Integrated marketing communications (teks dan kasus). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sulaksana, U. (2003). Komunikasi pemasaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, R. F. (2016). Strategi kampanye kehumasan Dinas Parbudpora Kabupaten Sukabumi (studi deskriptif Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi dalam kampanye promosi potensi objek wisata di Sukabumi). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Wardana, J. (2015). Strategi komunikasi pemasaran terpadu Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Singkawang dalam mempromosikan festival cap go meh. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.